Senin, 31 Oktober 2011

KERENDAHAN HATI MENDATANGKAN BERKAT & KESOMBONGAN MENDATANGKAN PETAKA ( I PETRUS 5 : 56 & 6; II TAWARIKH 26 : 3 & 4 ) - Oleh: Pdt. Lumban Raja


Dalam Kitab Tawarikh 26 menceritakan : ada seorang Raja muda berusia 16 tahun yang bernama Uzia. Uzia artinya Allah adalah kekuatanku. Raja muda ini Tuhan angkat dan Tuhan tetapkan menjadi Raja di Yehuda. Lamanya tidak tanggung-tanggung selama 52 tahun di Yerusalem. Uzia melakukan apa yang benar di mata Tuhan dan Uzia berjalan seturut Firman Tuhan serta dengar-dengaran kepada Tuhan. Benar berarti kebenaran itu berada dalam Alkitab. Raja Uzia berjalan dalam kebenaran Firman Tuhan.

Dan yang lebih menarik lagi adalah Ayat 5 => Raja Uzia mengangkat seorang hamba Tuhan untuk menjadi pembinanya untuk menuntunya di jalan Tuhan. Raja Uzia memulai semuanya dengan kerendahan hati. Kenapa ? Uzia takut akan Tuhan dan memiliki Pembina rohani yang namanya Zakharia.

Di sini mengingatkan kepada kita, kita perlu punya Bapak Rohani, mempunyai gereja local dan bukan GKJJ ( Gereja Jala-jalan ). Kita harus tertanam, ada Bapak rohani yang menasehati kita sehingga rasa hormat dan takut kepada Tuhan ada dalam hidup kita.

Raja Uzia selama dibawah bimbingan Zakharia dan takut Tuhan, semua usahanya berhasil. Tentunya kita juga ingin seperti Raja Uzia. Dan apa yang dikhotbahkan Tuhan Yesus di Matius 6 : 33 benar dan digenapi-Nya. Bila mendahulukan Tuhan, akan berhasil. Ayat 6 – 8 mengatakan selama Raja Uzia mencari Tuhan, setia beribadah, hormat dan takut Tuhan, semua musuh dapat dikalahkan. Tunduk dan membayar upeti karna ada Tuhan yang menyertai. Setiap berperang berhasil. Dan jika saat ini kita juga berhasil, ada Tuhan yang senantiasa menyertai dan kita akan menang terhadap peperangan yang kita hadapi.

Ayat 10 – 15 menceritakan Raja Uzia suka berternak, bertani dan dalam pembangunannya berhasil. Kekayaannya bertambah dan namanya semakin termazyur. Dan seandainya cerita ini berakhir sampai ayat 15, pasti kita angkat topi dan berkata : Raja yang sangat luar biasa dan dahsyat ! Dari ayat 1 – 15 karir Raja Uzia semakin menanjak dengan luar biasa. Dan seandainya yang dialami Raja Uzia ini papa kita atau keluarga kita atau saudara kita, kita akan merasa bangga.

Tetapi setelah membaca ayat 16, bagaimana perasaan kita ? Setelah namanya termasyur, kuat, hebat, makmur, Raja Uzia menjadi tinggi hati dan berubah setia. Ini adalah penyakit orang yang diberkati, jaya dan makmur, menjadi berubah setia dan sombong. Raja Uzia melakukan pekerjaan yang bukan pekerjaannya ( ayat 16b ). Mau campur urusan pekerjaan Tuhan atau hamba Tuhan. Bagaimana dengan diri kita, kalau Gembala atau pemimpin mempercayakan suatu pelayanan atau pekerjaan, lakukan saja yang menjadi bagian kita. Tetapi kalau belum dipercayakan, diam dan tunggu waktunya Tuhan.

Ciri orang yang sombong, congkak dan tinggi hati adalah ketika dinasehati menjadi marah ( ayat 17 – 18 ). Di saat Raja Uzia dinasehati dan diluruskan jalannya, ia menjadi marah. Ini adalah kesombongannya. Tapi apa akibarnya ? Tulah Tuhan turun atasnya yaitu kena kusta. Raja yang perkasa, luar biasa akhirnya tinggal di gubuk, diasingkan dan tidak boleh bergaul dengan istri, keluarga dan orang-orang ( ayat 20 – 21 ). Raja Uzia tinggal menyediri dengan segala kesomongan serta keanguhannya sampai hari kematiannya.

Setiap kita tidak menginginkan kematian yang seperti Raja Uzia alami. Selama masih ada kesempatan, mari bertobat dan jangan sampai kita mati dalam dosa. Ingat masa lalu kita sebelum mengenal Tuhan dan menjadi seperti sekarang ini. Dari mana Tuhan panggil kita dan dalam keadaan seperti apa Tuhan angkat kita ? Jangan tinggi hati dan sombong setelah kita berhasil dan hidup makmur. Kita perlu Bapak rohani, Pembina dan pembimbing supaya hidup tetap terarah sesuai Firman Tuhan, hidup benar dan tetap rendah hati. Baca Amsal 3 : 9 dan Amsal 27 : 5
                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar